BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pengumpulan data merupakan hal
yang sangant penting dan harus di lakukan dalam penelitian,pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian tersebut. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk
maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan
oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh
sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas
sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit
analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari
setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang
bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam
hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Indikator empiris menunjuk pada yang diamati dari
variabel yang bersangkutan, dan pengukuran menunjuk pada kualitas yang diamati.
Sehubungan dengan masalah pengukuran ini, harus disadari bahwa kita menghadapi
obyek yang berbeda-beda yang mengakibatkan adanya variasi dalam pengukuran. Prof.
Dr. Sutrisno Hadi, M.A. menyebutkan 5 variasi pada pengukuran, yaitu:
1. perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang dukur,
2. perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan,
3. perbedaan alat pengukuran yang digunakan,
4. perbedaan penyelenggeraan atau administrasinya,
5. perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil
pengukurannya.
B. PERUMUSAN MASALAH
1.
apakah pengertian dari metode penelitian?
2.
Apa
sajakah metode pengumpulan data non tes?
C.
BATASAN
MASALAH
Sesuai dengan rumusan masalah
diatas, maka
sangat perlu dilakukan pembatasan masalah agar tidak terjadi pelebaran masalah. Adapun masalah yang
dikaji adalah tentang “ metode
pengumpulan data non tes”.
D. TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan yang hendak dicapai adalah agar pembaca dapat mengetahui tentang metode
metode pengumpulan data dalam penelitian.
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan,
kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis
mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan
suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan,
juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami
dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan
penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya
dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan
penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya
menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.
2.
METODE
PENGUMPULAN DATA
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian,
dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam proses
pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data.
Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul
data dengan menggunakan metode tes dan metode non tes.
Pengumpulan
Data dengan Metode Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk
memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan
batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan
suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.
Keunggulan metode ini adalah lebih akurat karena tes
berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang objektif. Sedangkan
kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara
berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan.
Adapun jenis-jenis tes, yaitu:
a. Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan
berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi
tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test;
Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil
dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan
seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan
vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas
dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ).
Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil
belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan
berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman
belajar dibidang itu.
c Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling
disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih
macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational
Interest).
d Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional,
kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif,
meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap
suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti
berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis
atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau
bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh
seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam
menafsirkannya.
e Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran
kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan
hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta
tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta mengimplementasikan
rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti
taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam
dunia pekerjaan (career maturity).
f Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi,
jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test)
ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
Pengumpulan
Data dengan Metode Non Tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat
hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan
tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non
tes. Adapun jenis-jenis metode non tes, yaitu:
a. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Keunggulan metode ini adalah banyak
gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan
sulit dibantah, banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan
observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau
menisci kuesioner, kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat
serempak pula dengan memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang dipandang
kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang
ternyata sangat menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode ini adalah
observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat,
kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan, banyak kejadian dan keadaan
objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang
sangat rahasia, dan oberservasi sering menjumpai observer yang bertingkah laku
baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi
lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi
tidak dapat dilakukan. Berikut ini adalah alat dan cara melaksanakan observasi,
yaitu:
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar
biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi.
Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat
pencatat tentang kejadian tersebut.
2. Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya
suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu
tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk
tiap-tiap kali pengamatan.
3. Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama
observer dan jenis gejala yang diamati.
4.Skala Penilaian
(Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list. Perbedaannya
terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya
terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan
tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap
gejal tersebut.
5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat
observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan
alat elektronik sesuai dengan keperluan.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen
atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden
mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden
untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan
dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek
dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data
terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan
pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada
waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu
sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan,
serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. Kuesioner dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya
memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.
c. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa.
Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta
penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan
mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar aa dua macam
pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara
sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak
tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban
responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan
tanda (check) pada nomor yang sesuai. Pedoman wawancara yang banyak digunakan
adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer
menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu
diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang
diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan
mendalam.
d. Studi Dokumenter (documentary sudy)
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar
maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai),
dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang
sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan
menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap
dokumen-dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode
ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya
masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda
hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti
memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila
terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda
check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat
bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan
kalimat bebas.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat kita ambil dari paparan di atas adalah bahwa metode penelitian itu
ada 2 yaitu metode tes dan metode non tes.
1.metode tes adalah metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi
tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang.
2.metode non tes Untuk melengkapi data hasil tes akan
lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan
menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam
bentuk non tes. Adapun jenis-jenis metode non tes, yaitu:
·
Observasi
·
Angket
·
Wawancara
·
Studi Dokumenter
Saran
Hendaknya para
peneliti memperhatikan cara- cara mereka dalam mengambil metode yang akan di
gunakan dalam penelitian mereka,karena pemilihan metode yang tepat dalam
penelitian akan menentukan hasil dari penelitian tersebut.
.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi,Sutrisno.
(2005). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/.Diakses
pada tanggal 6 januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar